Rabu, 05 Mei 2010

PANDITA : sebuah cita-cita

Seorang anak bercerita kepada ibunya, bahwa kalau sudah besar nanti ia ingin menjadi pandita.

"Wah, hebat betul cita-citamu, nak," kata ibunya dengan kagum. "Kok bisa-bisanya tiba-tiba kamu ingin jadi pandita?"


"Ya iyalah bu, masa iya dong! Biar bagaimana pun, kan nanti saya harus ikut kebaktian kalau ke vihara. Nah, daripada saya terpaksa duduk diam saja mendengarkan orang lain, mendingan saya bebas berbicara yang saya inginkan!"

Selasa, 04 Mei 2010

PANDITA versus PETUGAS PARKIR

Ibu Pandita masih belum mahir memarkir mobil. Maklum baru punya SIM sebulan.

Beliau sedang berusaha memarkir mobilnya di mal.

Petugas parkir: "Priiit....ya, mundur, mundur.... Stop! Maju dulu bu, banting kanan..."

Ibu Pandita dengan susah payah mencoba mengikuti instruksi petugas parkir itu.

Petugas parkir : "Cukup, cukup... Sekarang mundur lagi bu, kiri... kiri..."

Ibu Pandita tertib mengikuti.


Petugas parkir melanjutkan : "Kiri..., kiri... balas, bu! Balas...!"

Ibu Pandita tiba-tiba berhenti dan turun dari mobil. Sambil mendatangi petugas parkir beliau berkata dengan sabar :
"Nak, jangan suka balas-membalas.
Saya ini pandita, jangan suruh saya membalas, biarpun orang membenci saya, memusuhi saya, saya engga mau balas kok...
"


Wkwkwkwk....!

Minggu, 02 Mei 2010

PANDITA SUSAH PARKIR

Seorang pandita selalu kesulitan mendapat tempat parkir untuk mobilnya. Maklum, di vihara itu selalu banyak umat yang ikut kebaktian, dan karena mereka kaya, hampir semuanya bawa mobil.

Romo Pandita sering harus parkir cukup jauh dari vihara, dan kemudian berjalan kaki.
Beliau menyampaikan masalahnya kepada para pengurus vihara.


Akhirnya pengurus vihara memutuskan untuk mengalokasikan tempat parkir khusus buat Romo Pandita. Tempat itu diberi tanda dengan jelas. PARKIR KHUSUS UNTUK PANDITA - YANG MELANGGAR AKAN DITINDAK TEGAS. Namun tetap saja tidak mempan. Lahan parkir itu tetap diserobot umat, dan Romo Pandita tetap terpaksa parkir di tempat yang jauh.

Minggu berikutnya Romo Pandita bisa parkir dengan nyaman. Tidak ada yang menyerobot lahan parkirnya. Selidik punya selidik, ternyata Romo Pandita menulis di tempat itu :

"YANG PARKIR DI SINI MINGGU DEPAN HARUS KOTBAH!"

Pantas saja tidak ada yang berani parkir di situ ...! Wkwkwkwk...!

(besok : PANDITA versus PETUGAS PARKIR)