"Wah, hebat betul cita-citamu, nak," kata ibunya dengan kagum. "Kok bisa-bisanya tiba-tiba kamu ingin jadi pandita?"
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwlVvjjVThLGFQX3aQhsVLVpWzej2IheO4sY1sxFAgp464goPI2DrfqjUtjHP9519OpoD8be0qk9bqFJFHXOwi5WSKY9QgwISu_P4DiEuJ4DGwIWSzYEUa2vCTz_rnwj94DjoRes7SYVtI/s400/pandit.gif)
"Ya iyalah bu, masa iya dong! Biar bagaimana pun, kan nanti saya harus ikut kebaktian kalau ke vihara. Nah, daripada saya terpaksa duduk diam saja mendengarkan orang lain, mendingan saya bebas berbicara yang saya inginkan!"