"Hallo romo, Namo Buddhaya!"
"Ya hallo. Namo Buddhaya! Apa kabar romo?"
"Kabar kurang baik nih. Sepeda saya hilang."
"Lho, hilang di mana?"
"Kayaknya di vihara deh. Minggu lalu waktu saya ceramah tentang Panatipatta."
"Ooo, kayaknya engga mungkin deh. Umat di vihara kan baik-baik semua, masak hilang di halaman vihara? Tapi coba deh, minggu depan kan romo ceramah lagi? Coba ceramah tentang Adinadana. Umat diberitahu, supaya tidak mengambil yang bukan miliknya, gitu lho. Mudah-mudahan sepeda romo dikembalikan."
Bulan berikutnya kedua romo pandita bertemu.
"Gimana sepedanya? Sudah dikembalikan?"
"Ternyata bukan dicuri. Sudah ketemu kok. Waktu minggu ketiga saya ceramah tentang Kamesu-micchacara, eh, tiba-tiba saya teringat deh di tempat mana saya parkir sepeda itu. Ehm...."
Nah lho! Sila ke tiga?
Romo.... romo.... aduh!
Catatan:
1. Cerita ini fiktif. Segala kesamaan atau kemiripan tidak ada unsur kesengajaan.
2. Penulis hanya bertanggung jawab atas apa yang tertulis.
3. Apabila pembaca mengambil kesimpulan/asumsi berdasarkan imajinasi/khayalan atau asosiasi/menjurus maka hal itu terjadi di dalam pikiran pembaca sendiri dan pembaca yang harus bertanggung jawab.
4. Apabila "sepeda" dianggap tidak logis, silakan ganti dengan "sepeda motor", atau "kacamata", atau "handphone", atau apa saja. Silakan....
PANCASILA
Panatipata Veramani Sikkhapadam Samadiyami
Adinnandana Veramani Sikkapadam Samadiyai
Kamesu Micchacara Veramani Sikhapadam Samadiyami
Musavada Veramani Sikhapadam Samadiyami
Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapdam Samadiyami
Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan mahluk hidup
Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan
Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan asusila
Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar
Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras atau zat zat yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran