Tiga buah vihara diserbu burung-burung.
Mula-mula umat merasa senang melihat kehadiran burung-burung tersebut. Tetapi semakin lama semakin terganggu karena burungnya bertambah banyak. Kotorannya sangat menjengkelkan. Kicauannya membuat umat tidak bisa khusuk saat membaca paritta dan sulit konsentrasi saat meditasi. Boro-boro mau mendengarkan kotbah... (engga pake burung aja udah membosankan. Hehehe...)
Para pengurus vihara pertama rapat, dan memutuskan bahwa kalau sudah karmanya begini ya sudah, apa boleh buat. Umat terpaksa harus menerima kehadiran burung-burung apa adanya.
Para pandita di vihara kedua mengatakan bahwa semua mahluk berhak mendapatkan kebahagiaan dan tidak boleh dibunuh. Jadi burung-burung di vihara tersebut bertambah banyak, sebaliknya umat yang datang semakin berkurang.
Pandita di vihara ke tiga lebih cerdik.
Beliau melaksanakan visuddhi tisarana kepada para burung-burung tersebut. Hahaha... sesudah visuddhi, burung-burung itu pergi dan hanya muncul ke vihara kalau ada pesta Wesak dan Asadha!
(hihihi... manusia jangan merasa tersindir ya?)
Catatan:visuddhi = semacam "baptis" dalam agama Kristen