Rabu, 20 Januari 2010

Mengapa memilih anak anjing yang cacat?

Seorang anak kecil pergi ke toko binatang peliharaan dan ingin membeli anjing. Kata yang punya toko, harga seekor anjing Rp. 50ribu.

For English please read THE LIMPING PUPPY

Anak itu berkata bahwa ia hanya punya Rp.23ribu, tapi ia ingin melihat-lihat dulu anjing yang cocok.

Ia diajak melihat anjing-anjing yang ada. Ada seekor anak anjing yang selalu ketinggalan di belakang teman-temannya. Setiap kali berjalan, ia jatuh. Namun anak anjing itu tetap mencoba berjalan lagi.

"Kenapa anak anjing itu?" tanya anak itu.
Pemilik toko menjelaskan bahwa dokter hewan telah memeriksa, dan mengatakan bahwa anak anjing itu cacat kakinya. Tidak bisa diperbaiki, sehingga seumur hidup anjing itu akan sulit berjalan.

Ternyata hal ini malah membuat anak lelaki itu tertarik:
"Baiklah, saya akan membeli anjing itu."

"Jangan," kata yang punya toko,"kalau mau, nanti saya kasih gratis saja."


Anak lelaki itu tampak tersinggung. Ia memandang kepada yang punya toko, dan berkata :
"Saya bukan meminta. Saya akan membeli anak anjing itu, dengan harga yang sama seperti anak anjing lainnya. Ini, terimalah dulu Rp23ribu, sisanya akan saya cicil sampai lunas."


Pemilik toko masih mencoba memberitahu: "Kalau kamu membeli anjing ini, nanti kamu malah repot sendiri. Anak anjing itu tidak akan bisa kau ajak berlari, atau bahkan bermain seperti anjing lain."

Anak lelaki itu menggulung kaki celananya dan menunjukkan kakinya sendiri yang cacat, yang dibungkus oleh besi penopang. Ia berkata kepada pemilik toko :
"Pak, saya sendiri juga tidak akan pernah bisa berlari, dan anak anjing itu perlu seorang teman yang mengerti akan keadaannya."