Senin, 11 Januari 2010

Wiku Sadayana ~ Mencari Guru

Ditulis oleh Tatang Gowarman.

Dikisahkan, di Majapahit pada suatu ketika setelah nilai uang kepeng jatuh, semua harga-harga naik. Satu-satunya yang turun adalah harga diri : banyak orang yang semula baik-baik namun karena kesulitan kehidupan mereka tidak segan-segan mencuri atau merampas milik orang lain.

Pada waktu itu, kehidupan di wihara menjadi makin sulit. Yang paling stress adalah Wiku Segadana yang bertugas mencukupi kebutuhan pangan para wiku. Walaupun wiku, karena kesulitan kesulitan yang dihadapi, beliau sering lepas kendali, berbicara dengan suara keras atau bahkan berteriak jika perintahnya tidak segera dituruti.

Suatu hari wihara tersebut mendapat kunjungan beberapa umat awam yang ingin mepelajari Buddha Dharma di wihara. Setelah membaca paritta, para umat beristirahat sambil berjalan-jalan ke bagian belakang wihara. Tak disangka pada waktu itu nampak Wiku Segadana sedang lepas kendali, memarahi salah satu murid yunior yang menumpahkan nasi yang sedang dibawanya.

Teriakan amarah dari Wiku Segadana mengejutkan tamu-tamu umat awam tersebut. Mereka saling berpandangan dan tampak kecewa. Setelah berbisik-bisik mereka pergi meninggalkan wihara tanpa pamit lagi.

Pada malam harinya kejadian ini dilaporkan kepada Wiku Sadayana. Para wiku bermohon agar Wiku Sadayana dapat menertibkan Wiku Segadana yang sering lepas kendali, dan mengakibatkan umat salah beranggapan bahwa seperti itulah sikap para penganut Buddha.

Atas permintaan muridnya ini Wiku Sadayana hanya berkata : "Sungguh sulit mendapat kesempatan mempelajari Dharma. Jika si murid belum siap tidak akan ada Guru Dharma. Jika si murid sudah siap, siapapun dapat menjadi Guru Dharma, bahkan si pemarah adalah Guru Sejati karena tidak pernah merasa menjadi guru.
Menyukai seseorang ditimbulkan oleh Lobha,
sedangkan tidak menyukai seseorang ditimbulkan oleh Dosa,
tidak perduli kepada orang lain adalah Moha.
Mereka yang mengenali timbulnya perasaan suka, tidak suka dan masa bodoh, siap mempelajari Dharma
".