Sebuah buku oleh Willy Yandi Wijaya
Tentunya kita tidak asing lagi mendengar kata ‘pikiran’. Setiap saat kita selalu berpikir dan menggunakan pikiran kita. Semua aktivitas yang kita lakukan didahului pikiran. Begitu pula di dalam ajaran Buddha, pikiran menempati urutan yang sangat penting. Berkali-kali Sang Buddha mengatakan bahwa pikiranlah yang mendahului dan menjadi penentu utama dalam setiap tindakan.
Satu hal yang perlu ditanyakan ke dalam diri adalah apakah kita betul-betul memahami apa yang dimaksud dengan pikiran itu? Sebelum lebih lanjut membahas tentang pikiran benar, kita harus sepakat dengan pengertian pikiran itu sendiri. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pikiran diartikan sebagai:
~ Hasil berpikir
~ Ingatan
~ Akal
~ Angan-angan, gagasan
~ Niat atau maksud
Jadi, ada lima pengertian pada kata ‘pikiran’ dalam Bahasa Indonesia. Sebelum menetapkan pengertian mana yang tercermin di dalam Pikiran Benar, kita perlu mengetahui makna Pikiran Benar itu sendiri. Pikiran benar berasal dari kata Samma Sankappa/ Sankappo (Pali) atau Samyak Samkalpa (Sansekerta). Kata samma/ samyak berarti benar (lihat buku Pandangan Benar oleh penulis yang sama) dan sankappa/ samkalpa diterjemahkan sebagai Pikiran. Pikiran di sini berarti kehendak atau niat, atau pemikiran. Jadi pengertian no.5 dalam KBBI yang akan kita gunakan selanjutnya untuk arti kata ‘pikiran’, yaitu niat atau maksud atau kehendak.
Di beberapa bagian sutta (ucapan Buddha Gautama) dari Sutta Pitaka, dapat juga kita temui definisi pikiran benar yang sama dengan pengertian di SN 45.8 tersebut, seperti yang terdapat di MN 117.13 dan MN 141.25 (definisi di sini adalah definisi standar dari pikiran benar yang terdapat langsung dalam Sutta pitaka, Tipitaka Pali).
"Pikiran benar adalah pemikiran yang telah menghancurkan keserakahan atau kemelekatan, kehendak yang terbebas dari niat jahat, dan kehendak untuk tidak merugikan atau menyakiti makhluk lain." (SN 45.8)
Jadi ada 3 ciri utama suatu pikiran dikatakan pikiran benar, yaitu:
- Pikiran tanpa kemelekatan/ keserakahan (nekkhammasankappa)
- Pikiran tanpa niat jahat/ kebencian (awyapadasankappa)
- Pikiran tanpa kekejaman (awihimsasankappa)
Sebelum membahas masing-masing bagian tersebut, kita akan melihat pentingnya pengembangan Pikiran Benar. Kemudian kaitan pikiran benar dan pandangan benar, serta kaitan pikiran benar dengan unsur lainnya dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan, sehingga pemahaman terhadap pikiran benar menjadi lebih jelas.
Lebih lengkap di PIKIRAN BENAR