Selasa, 16 Februari 2010

What would Buddha do - if his credit cards are maxed out?

samudravastràmapi gàmavàpya pàraü jigãùaüti mahàrõavasya
lokasya kàmairna vitÔptirasti patadbhiraübhobhirivàrõavasya ||Buddhacarita 11.12||


When they have obtained all the earth girdled by the sea, kings wish to conquer the other side of the great ocean;
Mankind are never satiated with pleasures, as the ocean with the waters that fall into it.



Setelah menaklukkan semua dunia yang dikenal, Iskandar Agung (Alexander The Great) mengeluh tidak ada lagi yang bisa ditaklukkan. Sekali pun demikian, ia tidak pernah hidup untuk mengurus negeri yang telah ia lakukan.

Ini gila.
Tapi kita semua seperti penakluk besar dari Yunani ini. Kita tidak pernah merasa puas.

Orang-orang ambisius tidak bisa menikmati apa yang mereka miliki, karena terus menerus dikuasai oleh hasrat untuk memiki lebih banyak lagi.

Orang malas menyukai apa yang mereka miliki. Tapi pasti mereka ingin lebih, seandainya milik mereka itu habis.

Agama Buddha mengajarkan bahwa kita tidak pernah puas kecuali berhenti berpikir seperti ini. Kita harus menghapuskan hayalan seolah diri kita berdiri sendiri dan dapat berbahagia secara terpisah dari dunia tak terbatas yang mengelilingi kita. Ini sama dengan pikiran bahwa diri kita ini lautan, meminum sungai dunia tapi tidak pernah penuh.

Hanya setelah sadar bahwa kita ini SATU dengan dunia, barulah kita bisa bahagia.
Kita adalah lautan yang haus, kita adalah sungai yang manis juga.






APA YANG AKAN BUDDHA PERBUAT?
Franz Metcalf
Yayasan Pemuda Buddhayana
Mei 2001