Kamis, 20 Mei 2010

Mekanika Kuantum & Interpenetrasi Fenomena

Di dalam sebiji gandum, terdapat banyak sekali gandum lainnya.

Sebagai contoh, misalnya saja kita melihat sehelai kemeja. Dapatkah kita melihat awan di dalam sehelai kemeja? Tentu banyak orang yang merasa bingung apabila ditanya masalah ini. Namun kalau kita merenungkan dari mana datangnya kemeja ini, kita akan mendapatkan jawabannya. Kemeja berasal dari pohon kapas yang mendapat sinar matahari dan hujan. Hujan itu sendiri datang dari awan. Setelah kapas yang sudah tumbuh diambil dan ditenun menjadi benang, kemudian benang dirajut menjadi kain, dan selanjutnya menjadi kemeja. Maka jelas kita dapat melihat sinar matahari dan awan serta hujan didalamnya. Ini adalah interpenetrasi fenomena.
Di dalam sebuah fenomena terkandung fenomena lainnya yang berkaitan.


Prinsip interpenetrasi segala fenomena bisa ditemukan di beberapa sutra Buddhis, seperti Avatamsaka, Surangama, dan Vimalakirti-nirdesa.

Avatamsaka-sutra bab 36 :
Di dalam setiap atom tunggal, mereka melihat seluruh alam semesta.


Surangama-sutra bab 2 :
Dengan tubuh dan pikiran sempurna dan terang, Anda adalah mandala yang bergeming, di mana ujung sebuah bulu mampu secara meyeluruh mengandung daratan-daratan dari sepuluh penjuru.


Vimalakirti-nirdesa-sutra bab 6 :
… seorang Bodhisattwa agung yang telah meraih pembebasan yang tak terbayangkan, mampu mengmbil dan meletakkan di atas telapak tangan kanannya satu milyar dunia kecil seperti seorang pembuat tembikar memegang rodanya, melemparkannya jauh melampaui dunia-dunia sebanyak jumlah pasir di Sungai Gangga, kemudian mengambilnya kembali ke tempat semula sedangkan semua makhluk di dalamnya tidak menyadari mereka telah dilemparkan dan dikembalikan tanpa adanya perubahan pada dunia.


Selanjutnya dalam Avatamsaka-sutra banyak tertulis tentang interpenetrasi dimensi ruang, seperti kutipan di bawah ini:

Bodhisattwa mampu melatih perbuatan bajik universal,
Menjelajah tapak jalan sebanyak jumlah partikel atom di kosmos;
Dalam setiap atom tersingkap daratan tak terhingga banyaknya,
Murni dan besar seperti angkasa.

Mereka memanifestasikan kekuatan mistik seluas angkasa raya
Dan pergi ke Boddhimanda di mana bersemayam para Buddha;
Di atas tempat duduk teratai mereka menyingkapkan banyak wujud,
Dalam setiap tubuh terkandung semua daratan-daratan.

Dalam setiap atom dari daratan-daratan di kosmos
Terbentang samudra besar yang terdiri banyak dunia
Awan para Buddh melingkupi seluruhnya,
Memenuhi setiap tempat.

Daratan-daratan yang termanifestasi dalam sebuah atom
Berasal dari kekuatan ajaib dari kekuatan tekad sumpah awal:
Disesuaikan dengn aneka perbedaan dalam kecondongan pikiran
Semua bisa dibuat, di tengah-tengah angkasa.

Dalam semua atom-atom dari semua daratan
Buddha memasuki, setiap dari mereka,
Memunculkan pertujukan ajaib untuk para makhluk:
Demikianlah cara Wairocana.

Dalam setiap atom terdapat banyak samudra dunia-dunia,
Lokasi mereka masing-masing berbeda, semua suci dalam keindahan;
Demikianlah ketakterhinggaan memasuki ke setiap mereka,
Namun masing-masing jelas berbeda, tanpa menghalangi.

Dalam setiap atom terdapat banyak Buddha yang tak terbayangkan
Muncul di setiap tempat sesuai dengan pikiran makhluk,
Sampai di setiap tempat di semua samudra dunia-dunia:
Teknik inidari mereka adalah sama untuk semua.

Hiasan indah yang tak terhingga dari samudra dunia-dunia
Semuanya memasuki sebuah atom;
Demikianlah kekuatan mistik para Buddha
Semuanya lahir dari sifat-dasar tindakan

Dalam setiap atom para Buddha dari senua masa
Muncul, sesuai dengan kecenerungan;
Sementara sifat-dasar esensial mereka tidak dating pun tidak pergi,
Dengan kekuatan tekad sumpah mereka meliputi dunia-dunia.


Kombinasi interpenetrasi dimensi ruang dan dimensi waktu bisa ditemukan dalam bagian sutra yang sama, yakni Avatamsaka-sutra bab 6:

Dalam setitik waktu mereka menyingkap masa lalu, sekarang, dan masa mendatang,
Di mana semua samudra daratan-daratan dibentuk.
Buddha, dengan teknik yang cocok, memasuki mereka semuanya:
Inilah yang Buddha Wairocana telah sucikan.

Kalpa masa lalu, masa mendatang, dan sekarang,
Semua daratan di sepuluh penjuru,
Dan segala hiasan yang di dalamnya,
Semua muncul di setiap daratan.

Hiasan-hiasan dari semua kalpa
Bisa muncul dalam satu kalpa;
Atau hiasan-hiasan dari satu kalpa
Bisa memasuki semua kalpa-kalpa tak terbatas.


Prinsip kuantum telah menjungkirbalikkan apa yang kita sebut dengan realitas. Seperti halnya dalam konsep Buddhis mengenai Samskara atau “kejadian”, mekanika kuantum telah secara radikal menisbikan konsep kita mengenai sebuah objek dengan membuatanya di bawah "kekuasaan" kejadian (event). Ini adalah prinsip ketidakpastian dalam kuantum. Ketidakpastian kuantum membuat batasan yang ketat mengenai keakuratan kita dalam mengukur realitas. Dengan kata lain, akan selalu terdapat derajat ketidakpastiaan mengenai posisi maupun kecepatan dari sebuah partikel. Massa dan dimensi telah kehilangan substansinya karena realitas lebih ditentukan oleh "kejadian" daripada data parameter semata.

Sumber : Djoko Mulyono, Petrus Santoso dan Kristianto Liman, Kajian Tematis Agama Kristen dan Agama Buddha, Freepress Publisher, 2008, hal. 670 – 718