Senin, 05 April 2010

BANGKOK - Here I come!

Setelah sekian lama tidak pernah ke Bangkok, gamang juga rasanya menapakkan kaki di kota ini. Tentu sudah banyak sekali perubahan yang terjadi.

Antrian di imigrasi cukup panjang. Sempat saya tersesat masuk ke bagian
'visa on arrival'. Rupanya saya salah duga. Visa jenis tersebut adalah
dengan bayaran 300 Baht, untuk para warga negara tertentu yang daftarnya
bisa dibaca di pengumuman yang ada. Sedang untuk warga Asean diberi visa
gratis, yang diberikan 'on arrival' juga tapi langsung oleh petugas di
loket pemeriksaan paspor.

Setelah melalui gerbang imigrasi, kejutan kedua menanti. Pesawat mendarat
di terminal 1, tapi bagasi kami rupanya ada di terminal 2. Maka berjalanlah
saya menyusuri lorong penghubung antar kedua terminal tersebut. Lumayan
jauh, tapi tidak melelahkan. Untung mencari bagasi tidak terlalu repot
karena sudah keluar semua. Bukan karena mereka bekerja dengan cepat, tapi
karena antrian di imigrasi tadi yang terlalu panjang dan makan waktu lama.

Kebetulan saya ikut beli tiket yang sudah termasuk tour, sehingga ke luar
dari terminal sudah ada yang menjemput. Hebat juga, seorang Thai yang belum
pernah ke Indonesia tapi sangat lancar berbahasa 'gaul' layaknya anak muda di Jakarta. Di mobil menuju hotel, saya tidak lagi mengenal kota ini. Highway sambung menyambung, seakan begitulah seharusnya sebuah kota dunia.
Buyar sudah gambaran kota Bangkok "jadul" yang memang sudah lama pudar dari ingatan saya. Saya cerna saja Bangkok yang sekarang, yang modern dan yang ada di hadapan mata kini.

Sesama orang Indonesia yang masuk dalam rombongan yang sama (meskipun
sebetulnya berangkat masing-masing dengan tujuan sendiri-sendiri) akhirnya
saling berkenalan. Senang juga, ya, menambah kenalan dan kegembiraan. Namun
satu hal orang-orang Indonesia ini kompak : semua ogah diajak tour ke Taman
Safari
(di Indonesia juga ada!!) dan lebih memilih mengunjungi Erawan Shrine.

Erawan Shrine? Rekan-rekan yang sudah pernah ke Bangkok pasti tahu. Di dekat Hotel Erawan, ada sebuah patung Brahma bermuka empat bertangan banyak.
Itulah patung yang 'manjur'. Begitu bertuah sampai menurut guide lokal
kami, banyak orang Indonesia yang datang ke Bangkok khusus hanya untuk bersembahyang ke patung tersebut. Apalagi orang Jawa Timur, katanya, pasti kenal semua!

Maka malam itu sehabis makan dan nonton 'life show' a la Bangkok, mereka pun menuju Erawan Shrine. He he he ... abis 'bikin dosa, mau cuci dosa', kata mereka. Termasuk seorang ibu yang agaknya Kristen sebab selalu berdoa panjang sebelum makan, tapi ingin mengucapkan terimakasih kepada 'Se Mien Fo' (Buddha muka empat) atas kesembuhan penyakit yang dideritanya. Juga sepasang pengantin baru, pasangan Batak dan Toraja.

Saya mah engga ikutan, ah. Mendingan tidur, ngantuk.

19 Sep 2001 (hehehe, ini memang catatan lama, baru ketemu lagi).