Konon, dahulu sebenarnya beruang itu binatang jinak. Tidak galak sama sekali.
Malahan katanya beruang suka membantu manusia.
Yang enak ya Pak Tani, karena beruang dengan suka hati senang membantu pekerjaan di sawah. Pak Tani tinggal duduk-dudk saja di rumah, sawah dan ladangnya sudah beres diurus oleh beruang.
Tapi alangkah terkejutnya beruang. Saat panen, ternyata semua padi sudah habis dituai dan diangkut oleh Pak Tani.
Beruang protes dan meminta bagiannya kepada Pak Tani.
Pak Tani menjawab : "Saya kan hanya mengambil bagian yang atas saja. Tuh di sawah masih saya sisakan bagian yang bawah buat Bung Beruang."
Terpaksalah Beruang mengalah, makan jerami saja.
Musim berikutnya, kata petani : "Ya sudah, sekarang giliran. Saya yang bawah, Bung Beruang ambil yang atasnya ya?"
Sekali lagi beruang terkejut. Ternyata Pak Tani mengambil semua singkong, kacang dan ubi jalar. Beruang hanya disisakan daun singkong, daun kacang dan daun ubi jalar saja.
Sadarlah beruang bahwa Pak Tani bukan sahabat yang baik. Hatinya culas, suka menipu dan ingin menang sendiri.
Sejak itu Beruang pindah ke hutan. Ia hanya datang ke sawah dan ladang kalau sangat lapar dan terpaksa mencuri makanan. Sebaliknya kalau ada manusia yang tersest ke hutan, beruang siap menghadang dengan kukunya yang tajam dan giginya yang runcing.